Teknologi Anak Bangsa Hilirisasi Digital Dimulai Dari Rakyat Bukan Konglomerat

banner 728x90

Kabarreskrim.net // Jakarta

Di tengah seruan pemerintah untuk mendorong hilirisasi digital, seorang tokoh masyarakat dari Aceh, Teungku Muhammad Raju, berhasil memimpin inisiatif teknologi berbasis blockchain yang tidak hanya berskala nasional, tapi mulai merambah Asia dan global.

Bacaan Lainnya

Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, dalam berbagai kesempatan kampanye menegaskan pentingnya hilirisasi digital agar Indonesia tidak hanya menjadi pengguna, tetapi produsen teknologi digital, seperti blockchain, artificial intelligence, dan crypto. Namun realitanya, konsep ini masih sulit dipahami oleh banyak kalangan — terkecuali satu nama yang kini mulai diperhitungkan: Teungku Raju.

Melalui payung organisasi Prabu Satu Nasional, Teungku Raju bersama timnya berhasil membangun ekosistem digital terintegrasi yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.

“Kami tidak ingin hanya menjual mimpi. Kami membangun infrastruktur berbasis kebutuhan, token, dan fungsinya langsung bisa dipakai rakyat untuk belanja, kirim pesan, bahkan bayar listrik,” ungkap Teungku Raju.

Empat Token, Satu Visi: Teknologi untuk Rakyat

Ekosistem ini terdiri dari empat token utama:

1. PSNG Token

Digunakan untuk transaksi PPOB, pembelanjaan di psnstore.live, swap token, hingga saldo awal di DovaChat — aplikasi kirim pesan berbasis blockchain.

2. LUMA Token

Berperan sebagai gas fee di Lumadex.finance, DEX nasional buatan PT Asia Sistem Teknologi, tempat jual beli berbagai aset digital dengan transparansi blockchain.

3. BLC Token (Blocoin)

Dirancang seperti Bitcoin, dengan suplai terbatas 21 juta token. Bisa ditukar via BlocoinWallet.pro, melalui swap token PSNG mendidik masyarakat soal nilai kelangkaan dan adopsi dini serta memberi kesempatan kepada mereka yang ingin kembali memiliki Bitcoin diharga awal dengan nama yang sedikit berbeda namun pada prinsipnya strukturnya sama seperti Bitcoin cuma bedanya BLC masih menggunakan blockchain jaringan Solana.

4. BRICS GOLD Token

Token yang disandarkan secara naratif kepada harga emas dunia, mencerminkan nilai 1 ton emas yang dibagi menjadi 1 triliun unit digital. Dirancang untuk memberi solusi atas masalah utama dunia kripto: tidak adanya utility.

“99% crypto tidak punya manfaat. Itu kata pendiri Binance. Kami menjawab tantangan itu dengan membuat token yang benar-benar bisa dipakai, bukan cuma diperdagangkan,” jelas Raju.

Dari Indonesia, Untuk Dunia Lebih dari 5.000 orang dari Indonesia, Vietnam, Malaysia, Inggris, hingga Taiwan telah menggunakan berbagai token buatan Indonesia.

Pakar teknologi dan blockchain menyebut proyek ini sebagai bukti nyata hilirisasi digital ala rakyat. Bukan dari perusahaan unicorn, melainkan dari semangat komunitas.

“Hilirisasi digital bukan soal jargon. Ini soal siapa yang bisa membangun sistem dari hulu ke hilir. Teungku Raju dan timnya sudah membuktikan itu,”ujar seorang analis independen teknologi di Jakarta.

Pemerintah diharapkan dapat menangkap peluang ini lebih serius, agar inisiatif digital berbasis rakyat seperti ini tidak hanya menjadi cerita inspiratif, tetapi juga mendapat dukungan untuk tumbuh menjadi kebanggaan nasional.(Enismiyana)

Pos terkait

banner 728x90