PT Semen Padang Diminta Tingkatkan Kesejahteraan Karyawan Dan Perhatian Kepada Masyarakat Lingkar Pabrik

banner 728x90

Kabarreskrim.net // Padang

PT Semen Padang, perusahaan semen pertama di Indonesia yang berdiri pada 18 Maret 1910 dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij (NIPCM), hingga kini tetap menjadi salah satu tulang punggung produksi semen nasional. Setelah dinasionalisasi pada 5 Juli 1958, kepemilikan perusahaan dialihkan kepada Pemerintah Indonesia, dan pada 1995 seluruh sahamnya dipindahkan di bawah PT Semen Gresik (Persero) Tbk yang saat ini bertransformasi menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Bacaan Lainnya

Saat ini, PT Semen Padang mengoperasikan pabrik terintegrasi berkapasitas 8 juta ton per tahun di Indarung, Sumatera Barat. Jaringan distribusinya meliputi delapan packing plant—di Teluk Bayur, Belawan, Batam, Tanjung Priok, Cibandan, Malahayati, Lhokseumawe dan Lampung—serta 14 gudang penyangga dan satu fasilitas pelabuhan.

Produk Semen Padang dikenal sebagai semen ramah lingkungan dengan reduksi emisi CO₂ sebesar 32 persen dibandingkan OPC, serta tingkat TKDN mencapai 96,95 persen. Produk tersedia dalam kemasan 40 kg dan 50 kg dan umumnya digunakan untuk konstruksi umum, perumahan, serta panel beton.

Aspirasi Soal Kesejahteraan Karyawan
Namun, di tengah kinerja produksi yang stabil, sejumlah karyawan dan mantan karyawan menyampaikan aspirasi mengenai menurunnya tingkat kesejahteraan dalam beberapa tahun terakhir. Sejumlah pekerja menyebutkan bahwa insentif dan kompensasi tertentu tidak lagi diberikan sebagaimana sebelumnya.

Salah seorang mantan karyawan menuturkan bahwa perubahan kebijakan internal sejak masuknya perusahaan ke dalam struktur holding berpengaruh pada penghasilan mereka.

“Beberapa hak seperti jasa produksi tidak lagi diberikan, dan pembayaran lembur sering tidak diterima secara penuh,” ujar seorang mantan karyawan yang enggan disebutkan namanya.

Keluhan Masyarakat Sekitar Pabrik
Selain persoalan internal perusahaan, masyarakat sekitar pabrik di Nagari Lubuk Kilangan, Kota Padang, juga menyampaikan keberatan mengenai menurunnya perhatian perusahaan terhadap lingkungan sosial masyarakat.

Seorang ninik mamak Lubuk Kilangan menyampaikan bahwa hubungan perusahaan dengan masyarakat setempat tidak seintensif masa sebelumnya.

“Dulu masyarakat sekitar sangat diperhatikan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, perhatian itu terasa jauh berkurang, padahal pabrik ini berdiri di nagari kami,” ujarnya.

Harapan kepada Pemerintah Pusat
Tokoh masyarakat dan sejumlah mantan karyawan berharap agar pemerintah pusat, khususnya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dapat memberikan perhatian terhadap dinamika yang terjadi di perusahaan tersebut.

Aspirasi yang mengemuka adalah agar PT Semen Padang kembali diberikan ruang kemandirian dalam pengelolaan operasional dan pemasaran, seperti sebelum berada di bawah holding.

“Kami berharap pemerintah dapat meninjau ulang kebijakan holding semen nasional, sehingga Semen Padang dapat kembali mandiri demi kesejahteraan karyawan dan masyarakat lingkar perusahaan,” kata salah satu tokoh masyarakat.

Mereka meyakini bahwa kembalinya fleksibilitas manajemen dan kebijakan perusahaan akan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar dan memperkuat peran sosial PT Semen Padang di Sumatera Barat. (Endang S)

Pos terkait

banner 728x90