kabarreskrim.net // Pekanbaru, Rumbai
Aktivitas kuari ilegal di sekitar Sungai Tekona, Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Barat, Pekanbaru, diduga kuat menjadi penyebab utama pencemaran berat yang kini mengancam ekosistem sungai dan mata pencaharian para nelayan setempat, Senin (27/10/25).
Sungai Tekona, yang dulunya jernih dan menjadi sumber kehidupan masyarakat, kini berubah menjadi keruh dan berlumpur akibat aktivitas penambangan yang tidak terkendali. Ikan-ikan sulit ditemukan, dan hasil tangkapan nelayan terus menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir.
“Dulu kami bisa dengan mudah mendapatkan ikan di sini, tapi sekarang sangat sulit,” ujar Mas No, seorang nelayan yang telah menggantungkan hidupnya di Sungai Tekona selama lebih dari 20 tahun.
“Pencemaran ini membuat kami kehilangan mata pencaharian,” tambahnya dengan nada kecewa.
Pantauan awak media di lapangan menunjukkan warna air sungai telah berubah menjadi kecokelatan pekat. Diduga, limbah dan endapan lumpur dari aktivitas kuari telah mencemari aliran sungai dan mengganggu keseimbangan ekosistemnya.
Selain menurunkan kualitas air, pencemaran ini juga menyebabkan pendangkalan di beberapa titik sungai, serta mengancam biota air yang selama ini menjadi sumber protein utama bagi masyarakat sekitar. Warga khawatir, jika tidak segera ditangani, Sungai Tekona akan kehilangan fungsi ekologisnya dan berpotensi menyebabkan banjir di musim hujan.
Komunitas nelayan dan warga Rantau Panjang kini mendesak pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk segera menutup seluruh aktivitas kuari ilegal di sekitar Sungai Tekona. Mereka juga menuntut adanya pemulihan lingkungan dan kompensasi bagi masyarakat yang terdampak langsung.
“Kami berharap pemerintah segera turun tangan. Sungai ini adalah masa depan kami,” tegas Mas No, yang juga mewakili komunitas nelayan setempat.
Warga menilai lemahnya pengawasan membuat aktivitas tambang ilegal kian marak dan merusak lingkungan tanpa adanya penindakan berarti.
Masyarakat berharap agar komitmen pemerintah tidak berhenti di atas kertas. Bagi warga Rantau Panjang, Sungai Tekona bukan sekadar aliran air, melainkan sumber kehidupan yang kini tengah sekarat akibat kerakusan segelintir pihak yang mengabaikan kelestarian alam.
“Jika sungai ini mati, kami pun mati,” tutup seorang nelayan dengan nada lirih. (Tim)









