Operasi Zebra Singgalang 2025 Jalanan Mencekam Belasan Motor Disita Dan Cokelat Untuk Mereka Yang Taat

banner 728x90

Kabarreskrim.net // Limapuluh Kota

Asap knalpot brong masih menempel pekat di udara pagi ketika tim Satlantas Polres 50 Kota mulai menyisir ruas jalan utama yang menghubungkan Sumatra Barat dan Riau. Di bawah langit kelabu, suara pluit petugas membelah kesibukan lalu lintas. Hari itu, Rabu (19/11/2025), memasuki hari ketiga Operasi Zebra Singgalang 2025, operasi tahunan yang selalu memunculkan dua wajah: ketegasan dan edukasi.

Bacaan Lainnya

Di balik helm dan rompi kuning neon, para petugas bergerak cepat—menghentikan pengendara yang melaju kencang tanpa pelat nomor, menepi pelajar yang berboncengan tanpa helm, dan menahan motor berknalpot bising yang mencabik ketenangan jalan raya.

Hasilnya, 19 sepeda motor, 13 SIM, dan 17 STNK diamankan. Jumlah itu belum termasuk puluhan teguran yang diberikan kepada pelanggar ringan, sebagian besar berusia belia. Di antara mereka, ada anak sekolah yang masih memakai seragam, ada pula remaja yang menyembunyikan raut gugup di balik masker.

“Kami menemukan berbagai pelanggaran yang dapat mengancam keselamatan pengendara sendiri maupun pengguna jalan lainnya,” kata Kasat Lantas Polres 50 Kota, IPTU Zarwiko Irzal, yang hari itu memimpin langsung operasi bersama Kanit Turjawali IPDA Yoza Prima.

Zarwiko menyebut bahwa tahun ini ada tujuh prioritas pelanggaran. Dari penggunaan handphone saat berkendara, pengendara di bawah umur, kebiasaan berboncengan lebih dari satu orang, hingga pelanggaran klasik: tidak memakai helm atau sabuk keselamatan.
“Semua ini berpotensi memicu kecelakaan. Tugas kami mencegah sebelum nyawa melayang,” ujarnya.

Ketegasan dan Kejutan Manis di Tengah Operasi
Namun suasana tidak selalu tegang. Di sela penyitaan dan pemeriksaan, para petugas justru membuka kotak berisi puluhan cokelat dan bunga. Tidak untuk para pelanggar, namun bagi mereka yang tertib.

Pengendara yang menunjukkan kelengkapan surat-surat, mengenakan helm, dan mematuhi aturan—baik dari arah Riau maupun Sumbar—mendapatkan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi.

“Penghargaan ini bagian dari edukasi. Kami ingin masyarakat merasakan bahwa menjadi tertib itu dihargai, bukan hanya ditindak saat melanggar,” ujar Zarwiko.

Pemberian cokelat dan bunga ini mencuri perhatian. Di tepi jalan, beberapa pengendara yang baru saja diberi hadiah tampak tersenyum kaku—kaget sekaligus bangga. Ada yang langsung memotret hadiah itu untuk dipamerkan di media sosial.

Suara Jalanan: Rasa Aman dan Teguran yang Diperlukan
Di antara pengendara yang menghentikan laju kendaraan karena panik melihat pluit petugas, ada Pendi (32), warga Lareh Sago Halaban. Namun ketegangannya seketika sirna setelah ia dinyatakan tidak melakukan pelanggaran dan justru diberi sebatang cokelat.

“Langkah seperti ini bagus. Tegas iya, humanis juga iya,” katanya sambil tersenyum. “Kalau cuma ditindak, orang cepat lupa. Tapi kalau diberi hadiah, itu yang bikin malu kalau nanti melanggar.”

Bagi sebagian warga, Operasi Zebra memang kerap dirasakan sebagai momen penegakan aturan yang paling nyata. Setiap tahun, operasi ini meninggalkan pesan bahwa keselamatan bukan hanya slogan, tetapi tindakan.

Di Balik Statistik, Ada Edukasi yang Dikejar
Hasil operasi hari ketiga ini hanyalah sepenggal dari upaya panjang Satlantas Polres 50 Kota untuk menurunkan angka kecelakaan di wilayah perbatasan Sumbar–Riau, jalur yang dikenal rawan karena padat oleh kendaraan harian maupun perjalanan antarkota.

Knalpot bising, motor tanpa pelat, dan pengendara di bawah umur bukan sekadar angka pelanggaran—tetapi cermin tentang disiplin berlalu lintas yang masih jauh dari ideal.
“Tujuan kami bukan sekadar menilang. Kami ingin menanamkan budaya tertib di jalan raya,” tegas Zarwiko.

Operasi Zebra Singgalang 2025 masih akan berlanjut. Petugas akan terus bergerak, dari pusat kota hingga jalur perbatasan. Dan setiap harinya, dua wajah operasi ini akan tetap bersanding: ketegasan yang menindak, dan tangan humanis yang memberi apresiasi.

Karena bagi mereka, keselamatan bukan hanya tugas negara. Tetapi komitmen bersama, dimulai dari satu helm yang terpasang, satu rem yang berfungsi, dan satu pengendara yang memilih untuk tertib. (Endang S)

Pos terkait

banner 728x90