Kabarreskrim.net // Probolinggo
Di sudut-sudut kota yang tak terjangkau program bantuan, masih banyak suara-suara yang tak terdengar. Mereka adalah para penyandang disabilitas dan warga miskin yang luput dari data, terlewat dari perhatian. Tapi hari ini, tangan-tangan tulus datang menyapa mereka—bukan sebagai pejabat, tapi sebagai sesama manusia.
Gerakan ini dipelopori oleh Muhammad Rohim, tokoh relawan sosial Kota Probolinggo, bersama Ketua LPM Kedungasem dan Ketua LPM Sumbertaman, didukung langsung oleh Kanit Binmas Polsek Wonoasih, Aipda Syaifull Bahri. Bersama, mereka membawa sembako, kebutuhan pokok, dan yang lebih penting—kepedulian.
“Kami tidak menunggu anggaran turun. Kami tidak menunggu instruksi. Kami hanya tahu, masih ada yang butuh uluran tangan,” ujar Rohim dengan nada haru.
Dengan berjalan kaki dan kendaraan sederhana, mereka menyusuri gang-gang sempit, mengetuk pintu rumah-rumah warga yang hidup dalam keheningan. Tak banyak yang bisa diberikan, tapi cukup untuk membuat air mata bahagia menetes dari wajah-wajah yang telah lama dilupakan.
Aipda Syaifull Bahri, yang turut membagikan langsung bantuan itu, menyampaikan bahwa kehadiran polisi bukan sekadar menjaga keamanan, tetapi juga menjaga harapan.
“Hari ini kita datang bukan membawa surat tugas, tapi membawa hati,” katanya menyentuh.
Tidak ada kamera mewah. Tidak ada sorotan media nasional. Hanya aksi nyata, dari hati untuk hati. Dan dari gerakan kecil inilah harapan besar lahir.
“Siapa Lagi Kalau Bukan Kita?” Mereka tidak bersuara, tapi mereka ada. Mereka tidak menuntut, tapi mereka butuh. Mari jadi bagian dari gerakan ini. Karena hari ini, satu paket sembako bisa menjadi setetes harapan di tengah derasnya hidup. (Fredo)