Kabarreskrim.net // Jakarta
Perubahan terjadi begitu cepat. Teknologi, AI, crypto, dan digitalisasi bukan lagi tren — tapi kebutuhan dasar. Tapi ironisnya, banyak pemangku kepentingan di negeri ini masih hidup dalam cara berpikir yang lama.
Mereka terus menggenggam program lama, metode lama, dan pola pikir lama. Seolah-olah mereka masih hidup di tahun 1980-an, padahal hari ini sudah 2025.
Banyak organisasi, perusahaan, bahkan lembaga negara tidak tahu harus mulai dari mana. Mereka bingung menghadapi perubahan. Bukan karena mereka lemah, tapi karena mereka tidak pernah disiapkan untuk berubah.
Percaya atau tidak, sehebat apa pun kita merekayasa diri, sehebat apa pun kita berteriak, pada akhirnya semuanya akan terhapus oleh perkembangan zaman jika kita tidak segera mempersiapkan diri.
Seperti yang pernah disampaikan oleh mantan Presiden RI, Bapak Jokowi: “Kalau tidak siap dengan perubahan, maka kita akan tergilas oleh perubahan itu sendiri.”
Dan memang benar, merubah mindset generasi sebelum kita bukan hal yang mudah. Abang, kakak, bahkan orang tua kita yang lahir di bawah tahun 70-an sudah tumbuh dengan cara berpikir analog — penuh hierarki, kehati-hatian, dan keengganan pada teknologi.
Namun kita percaya, setiap ada keinginan, pasti ada jalan.
Bagi mereka yang mau belajar, yang mau terbuka, yang mau mencoba — perubahan itu bukan ancaman, tapi peluang.
Dan inilah yang membedakan Prabu Satu Nasional.
Kami tidak hanya bicara soal perubahan, kami menjadi bagian dari perubahan itu sendiri.
Melalui token PSNG dan LUMA, melalui platform seperti Lumadex dan PSN Pay, kami sedang membangun ekosistem masa depan —
Bukan hanya untuk generasi muda, tapi juga untuk siapa pun yang mau belajar dan ikut serta.
Kami percaya, membangun masa depan bangsa tidak cukup dengan nostalgia atau semangat masa lalu.
Kita harus punya nyali untuk berubah — sebelum perubahan itu memaksa kita.
Indonesia tidak kekurangan orang hebat, kita hanya kekurangan orang yang mau berubah. (Enismiyana)
