Kesuksesan Acara Doa Bersama Dan Selamatan Desa Sumbertaman Yang Di Selenggarakan Oleh Ketua LPM Bersama Warga Dan Ketua RT RW Sebagai Bentuk Pelestarian Sejarah Lokal

banner 728x90

Kabarreskrim.net // Probolinggo

Suasana hangat dan penuh kekeluargaan menyelimuti Pendopo Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, saat ratusan warga dari berbagai latar belakang berkumpul dalam acara Selamatan Desa yang digelar secara swadaya. Hadir pula tokoh masyarakat, tokoh agama, Camat Wonoasih, Danramil, serta perwakilan dari Polsek.

Bacaan Lainnya

Ketua LPM Kelurahan Sumbertaman, Abdul Basit, menyampaikan secara lugas bahwa acara ini murni hasil gotong royong warga, tanpa dukungan dana dari pihak kelurahan. Ia menyinggung minimnya peran aktif Lurah dalam mendorong kegiatan berbasis kearifan lokal.

“Ini bukan sekadar acara simbolis. Sayangnya, kami tidak melihat kepedulian serius dari pihak kelurahan. Kalau bukan warga sendiri yang bergerak, acara seperti ini mungkin tidak akan ada,” tegas Abdul Basit di hadapan para undangan. “Kami harap ke depan, kelurahan tidak hanya hadir ketika panggung sudah jadi. Sudah saatnya ikut ambil bagian dari awal, bukan hanya menikmati hasil kerja keras warga.”

Meski demikian, Basit tetap mengapresiasi kekompakan masyarakat yang telah bersatu menyukseskan acara ini. “Alhamdulillah, semangat warga luar biasa. Ini bukti bahwa ketika pemerintah pasif, rakyat tetap bisa berdiri dan menjaga tradisinya sendiri,” tambahnya dengan nada kritis.

Sementara itu, Camat Wonoasih,Bpk Deus, menyampaikan apresiasi kepada warga atas semangat pelestarian budaya dan sejarah. Menurutnya, Selamatan Desa bukan sekadar rutinitas tahunan, tapi cermin kuatnya nilai kebersamaan dan identitas lokal. “Kegiatan ini seharusnya menjadi agenda resmi tahunan kelurahan. Jangan sampai tradisi yang sudah mengakar hilang karena kita lalai merawatnya,” ujarnya.

Sejarah panjang Kelurahan Sumbertaman turut disampaikan oleh Haji Sukarjo selaku mantan kepala desa juga tokoh agama…beliau menceritakan bahwa wilayah ini dulunya terdiri dari tiga desa: Mantong (1797), Sumber (1811), dan Jenggrong (1850). Masing-masing memiliki tokoh pendiri dan kisah unik, seperti Ki Ronggo dari Mantong yang jasadnya hilang misterius setelah wafat, serta Mbah Galima dari Sumber yang diyakini datang dari Pekalongan atau Mataram.

Ketiga desa kemudian digabung pada masa kolonial, sempat masuk wilayah Onder Distrik Kanigaran dan Kwedanan Jorongan, sebelum resmi menjadi bagian Kota Probolinggo sejak 1983 dan masuk wilayah administratif Kecamatan Wonoasih pada 1996.

Selamatan Desa Sumbertaman adalah wujud nyata semangat masyarakat dalam menjaga budaya dan sejarah. Meski berjalan tanpa sokongan anggaran resmi, acara ini justru menguatkan tekad warga untuk tetap berdiri teguh demi melestarikan warisan leluhur. (Fredo)

Pos terkait

banner 728x90