Kabarreskrim.net // Padang
Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik terus menjadi sorotan publik. Proyek senilai Rp2,8 triliun ini digadang-gadang bakal menjadi salah satu infrastruktur paling megah di Sumatera Barat dan solusi permanen bagi jalur ekstrem Padang–Solok yang selama ini dikenal menegangkan bagi pengendara.
Bagi masyarakat Sumbar, Sitinjau Lauik bukan sekadar tanjakan dan turunan curam — tetapi juga simbol perjuangan di tengah kabut dan jurang terjal. Kini, kawasan itu sedang bersiap berubah menjadi lintasan modern yang lebih aman dan efisien berkat proyek flyover yang tengah dikebut pembangunannya.
Flyover ini membentang sepanjang 2,8 kilometer, dilengkapi tiga jembatan utama dengan panjang masing-masing 152, 120, dan 100 meter. Total kebutuhan lahan mencapai 18,7 hektare, termasuk sebagian area hutan lindung seluas 8,6 hektare yang pengelolaannya dilakukan secara hati-hati agar tak merusak lingkungan.
Meski pembebasan lahan sempat mengalami kendala, pihak pelaksana memastikan koordinasi terus dilakukan bersama tokoh adat, masyarakat, dan instansi terkait. “Kita ingin semua berjalan transparan dan saling menghormati hak masyarakat,” ujar salah satu pejabat teknis proyek kepada wartawan.
Selain berfungsi sebagai jalur transportasi utama, proyek ini juga diharapkan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar. Warung, penginapan, hingga spot wisata pemandangan diprediksi akan tumbuh di sekitar area flyover begitu proyek rampung.
Dengan desain yang futuristik dan bentang alam menakjubkan di bawahnya, Flyover Sitinjau Lauik bukan hanya sekadar proyek infrastruktur — tetapi juga bakal menjadi ikon baru Sumatera Barat yang mempertemukan keindahan alam dan kemajuan teknologi. (Endang)

									
											






