Dorong Transformasi Digital Pendidikan Di Riau Sekolah Apresiasi Pengadaan IFP Oleh Disdik

banner 728x90

Kabarreskrim.net // Pekanbaru

Kebijakan Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pendidikan dalam menyediakan teknologi Interactive Flat Panel (IFP) guna mendukung transformasi digital di dunia pendidikan mendapat respons positif dan apresiasi. Dinilai sebagai langkah inovatif dan strategis untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pembelajaran, khususnya di jenjang SMA.

Bacaan Lainnya

Plt Kepala SMA Negeri 8 Pekanbaru Sulismayati, M.Si mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas bantuan IFP dari Disdik Riau. Meski baru menerima satu unit, kehadiran perangkat ini telah memberikan dampak signifikan dalam proses pembelajaran.

“Alhamdulillah, walaupun baru satu unit, manfaatnya sudah sangat terasa, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pembinaan prestasi siswa. Kami berterimakasih kepada Disdik,” ungkap Sulismayati kepada media , Kamis (7/8/2025).

Sulismayati menjelaskan, IFP yang mirip dengan smart TV ini kaya akan fitur pendukung yang sangat relevan untuk mata pelajaran seperti matematika, fisika, kimia, biologi, astronomi, TIK, hingga geografi. Guru-guru di SMA Negeri 8 Pekanbaru kini lebih leluasa menyampaikan materi secara visual dan interaktif.

“Pembelajaran menjadi jauh lebih menarik sudah terintegrasi di dalam satu media perangkat ini. Siswa tidak lagi pasif, karena bisa langsung mengakses informasi dari internet, melihat video edukatif, hingga berdiskusi aktif di kelas,” ujarnya.

Kehadiran IFP juga menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Sulismayati mencontohkan saat siswa mempelajari unsur kimia seperti natrium, visualisasi langsung bisa ditampilkan lewat perangkat, memperkuat pemahaman siswa.

Terkait munculnya isu negatif tentang pengadaan dan penggunaan perangkat IFP yang tidak optimal, termasuk penempatannya tidak langsung di ruang kelas, Sulismayati menyanggahnya. Dikatakan, perangkat itu berfungsi dengan baik dan terkait penempatannya didasarkan pada pertimbangan keamanan dan pemerataan akses.

“Kami punya 36 kelas dan perangkat teknologi ini hanya 1 unit, jika ditempatkan di satu kelas saja tentu akan menimbulkan kecemburuan. Karena itu, kami tempatkan di perpustakaan agar bisa diakses bergantian,” jelasnya.

Ia menambahkan satu orang tenaga kependidikan telah ditunjuk khusus sebagai operator dan penjadwal penggunaan perangkat. Operator tersebut juga telah mendapatkan pelatihan dari pihak penyedia untuk kemudian melatih guru-guru lainnya hingga bisa mengoperasikan teknologi IFP itu secara optimal.

Karena sudah merasakan manfaat nyata dari pembelajaran digital di sekolah dengan dukungan perangkat IFP tersebut, disamping mengapresiasi kebijakan penggunaan teknologi itu, sang Kepsek juga berharap kedepannya pengadaannya ditingkatkan lagi oleh Disdik Riau.

“Dengan 1 unit IFP ini saja sudah dirasakan banyak manfaat dan kemudahan yang diperoleh dalam PBM di sekolah kami. Kalau unitnya lebih dari satu tentu akah lebih baik dan maksimal, makanya harapan kami kedepannya ada penambahan unit dari Disdik Riau,” ujar Sulismayati.

Kepala SMAN Plus Provinsi Riau Edi Sutono, MPd mengungkapkan hal senada. Sekolah yang dipimpinnya juga telah menerima bantuan 1 unit IFP dari Disdik Riau dan berfungsi dengan baik. Perangkat teknologi ini tidak hanya digunakan untuk proses pembelajaran, tapi juga media informasi bagi tetamu yang berkunjung.

“Makanya IFP ini kita tempatkan di ruang pertemuan sekolah agar multi fungsi dan beragam manfaatnya. IFP yang berukuran cukup besar ini juga kita jadikan media informasi sekolah bagi tetamu dari berbagai kalangan yang berkunjung,” kata Edi kepada media Jumat (8/8/2025).

Untuk mendukung proses pembelajaran digital secara intensif, lanjut sang Kepsek, pihak sekolah sudah melengkapi hampir seluruh kelas dengan smart tv atau televisi pintar, yang fungsinya mirip dengan IFP dengan ukuran lebih kecil.

“Dana pembelian tv pintar ini dari dana BOS kinerja (Boskin) yang diterima SMAN Plus, yang memang diusulkan untuk mendukung pembelajaran digital. Sejauh ini tidak ada kendala, perangkat smart tv maupun IFP dari Disdik berfungsi dengan baik,” terang Edi.

Kepsek menyebut Dengan adanya perangkat smart tv maupun IFP baik guru maupun siswa kami sangat senang dan bersemangat, karena proses belajar mengajar menjadi interaktif dan lebih menarik.

“Keberadaan teknologi yang memadai merupakan bagian dari ketersediaan sarana dan prasarana penting yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu dan efektivitas pembelajaran,” pungkas Edi Sutono.

Dorong Optimalisasi

Forum Kepala Sekolah Pekanbaru juga menyambut baik dan mendukung pengadaan IFP sebagai sarana penunjang pembelajaran digital dan aktivitas sekolah, khususnya di jenjang SMA karena keberadaannya dinilai bermanfaat. Kebijakan penggunaan IFP ini dinilai tepat dan patut diapresiasi.

“Ketersediaan teknologi IFP ini banyak membantu guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Walau tidak mutlak, tapi salah unsur pendukung yang dapat diandalkan untuk peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah,” ungkap Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri Pekanbaru Benny Rio Denaldy, SSi. MSi kepada awak media, baru-baru ini.

Ia juga memastikan seluruh SMA di ibukota Riau ini sudah kebagian IFP alias penyaluran media teknologi canggih tersebut oleh Disdik Riau telah dilakukan secara merata. Perangkat IFP yang diterima juga diklaim dalam keadaan baik dan bisa difungsikan tanpa kendala.

“Pengadaan dan penggunaan IFP untuk SMA di Pekanbaru sudah merata, satu sekolah dapat satu. Karena baru satu unit per sekolah, kita tetap mendorong optimalisasi penggunaan IFP ini di seluruh sekolah mengingat ketersediaan teknologi ini membantu dan mendukung aktivitas pembelajaran dan pendidikan lainnya,” papar Benny yang juga Plt. Ketua PGRI Kota Pekanbaru ini.

Menurut dia, alat ini umumnya berfungsi baik dan familiar digunakan. Sudah banyak guru, terutama pengajar TIK dan IPA yang memakainya untuk mendukung pembelajaran dan pendidikan di sekolah.

“Sebelumnya memang sudah diadakan pelatihan terhadap guru dari masing-masing sekolah yang akan jadi operator teknologi ini. Ternyata memang selain mudah dioperasikan, juga teknologi ini efektif dan mendukung pembelajaran interaktif, sehingga guru dan siswa merasa lebih nyaman dan tertarik,” pria yang juga Kepala SMAN 13 Pekanbaru ini.

Karena mendukung aktivitas pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif, Benny menilai kebijakan Pemprov melalui Disdik Riau ini patut diapresiasi dan berharap pengadaan IFP terus ditingkatkan secara bertahap, sehingga nantinya dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas diseluruh sekolah.

“Proses pembelajaran digital dengan dukungan teknologi IFP ini diyakini mampu meningkatkan aktivitas pembelajaran, yang pada gilirannya akan mendukung keberhasilan pendidikan di daerah ini. Dukungan teknologi ini memang tidak mutlak tapi hanya salah satu indikator, karena ada unsur lainnya, yakni guru, siswa, orang tua dan masyarakat yang juga berperan dan menentukan,” tutup Benny Rio Denaldy.

Perangkat Berfungsi, Sesuai Prosedur Terpisah, Kabid Guru Tenaga Kependidikan (GTK) Disdik Riau Faizal Ahmaddin menjelaskan pengadaan IFP direalisasikan tahun 2024 lalu untuk 37 SMA Negeri yang ada di Provinsi Riau dengan alokasi dana Rp 9. 612.600.000.

Menurut dia, proses pengadaan IFP tersebut sudah sesuai prosedur atau regulasi yang ada. PT Hematech Nusantata selaku pelaksana pengadaan juga sudah melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak, dimana seluruh perangkat sudah didistribusikan kepada seluruh SMA dan semuanya berfungsi dengan baik.

“Untuk mengoperasikan penggunaan perangkat teknologi ini, operator yang ditunjuk masing-masing sekolah juga sudah dilakukan pelatihan oleh PT Hematech Nusantata. Selanjutnya operator mengajarkan dan melatih guru-guru hingga bisa mengoperasikan IFP untuk mendukung proses belajar mengajar secara digital,” terang Faizal kepada media Kamis (78/2025).

Adapun tujuan pengadaan IFP tersebut, lanjut dia, untuk mendukung proses pembelajaran digital yang sudah dicanangkan Pemprov Riau dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, khususnya di jenjang SMA di Bumi Melayu.

Faizal menampik tudingan dari sejumlah kalangan yang menyebut banyak perangkat IFP yang telah didistribusikan ke sekolah tidak berfungsi dan digunakan secara optimal sehingga penempatannya di ruang labor atau perpustakaan, bukan di kelas.

“Itu tidak benar ya? Sebab, sebelum diserahkan ke sekolah sudah dilakukan pengecekan dan semuanya berfungsi baik. Soal penempatannya di ruang labor atau perpustakaan, mungkin agar bisa digunakan bergantian karena hanya 1 unit per sekolah. Kalau ditempatkan di satu kelas, dikhawatirkan nanti muncul kecemburuan antara siswa. Apalagi, sekolah yang memiliki kelas yang banyak,” paparnya.

Faisal menyebut umumnya pihak sekolah merespons positif pengadaan perangkat IFP tersebut dan berharap dapat terus ditingkatkan guna mendukung proses belajar mengajar karena keberadaan teknologi tersebut sangat membantu dan dirasakan banyak manfaatnya. Dan sejauh ini, perangkat itu berfungsi normal dan tidak ada kendala.

“Harapan mereka kan setiap kelas itu dapat, sehingga pembelajaran digital lebih optimal. Kalau ada dananya nanti, kita bantu realisasikan. Namun, untuk saat ini pengadaannya baru bisa 1 unit untuk 37 SMA di Riau. Karena harganya lumayan mahal, IFP ukuran 86 inci per unit harganya Rp 254.800.000, belum termasuk pajak,” paparnya.

Faizal menyebut pihaknya juga berharap dan menginginkan para anak-anak didik di seluruh jenjang pendidikan bisa menikmati dan bisa menggunakan perangkat teknologi yang inovatif dan cerdas tersebut. Karena ini fungsinya sangat bagus untuk peningkatkan proses pembelajaran dan mutu pendidikan.

“Sekarang sudah era digital, era AI, Artificial Intelligence. Jadi kita di Riau harus menyesuaikan agar tidak ketinggalan dengan daerah-daerah lain, Makanya kita coba pengadaan IFP ini sesuai alokasi dana yang tersedia, dan alhamdulillah dapat digunakan dengan baik dan dirasakan manfaatnya,” pungkas Faizal Ahmaddin.

Untuk diketahui, sebagai teknologi display interaktif generasi terbaru, IFP tidak hanya menggabungkan fungsi layar sentuh canggih dan sistem presentasi nirkabel, tapi juga menghadirkan pengalaman belajar yang kolaboratif dan dinamis. Kecanggihan ini jauh melampaui smart TV biasa.

Dengan dukungan multimedia dan akses internet, IFP menjadi alat bantu pembelajaran yang memungkinkan siswa lebih aktif, kreatif, dan kritis dalam menyerap materi. (AS)

Pos terkait

banner 728x90