Banjir Kilat Menggulung Dadok Tunggul Hitam Ibu Hamil Dievakuasi Warga Pertanyakan Tata Drainase Kota Padang

banner 728x90

Kabarreskrim.net // Padang

Semalaman hujan turun dengan deras Kamis malam dan Jumat pagi (21/11/2025) mengubah permukiman di Dadok Tunggul Hitam menjadi kubangan besar setinggi pinggang orang dewasa. Gang Babussalam 1, yang biasanya ramai lalu-lalang warga menuju Jalan DPR Ujung, tiba-tiba tersapu banjir setinggi 1,2 meter. Air datang begitu cepat, tanpa tanda-tanda awal, membuat warga tak sempat menyelamatkan dokumen, perabot, ataupun peralatan elektronik.

Bacaan Lainnya

Sekitar pukul 08.00 WIB, suasana berubah tegang ketika laporan masuk ke BPBD Padang: satu keluarga terjebak di dalam rumah yang sudah terendam. Di antara mereka, seorang ibu hamil. Jalan keluar tertutup air keruh yang mengalir deras dari arah perumahan atas.

Air ‘Datang dari Mana?’
Warga sekitar mengaku banjir kali ini lebih cepat dan lebih tinggi dibanding peristiwa serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka mempertanyakan apakah sistem drainase di kawasan itu sudah tidak mampu lagi menahan volume air hujan yang meningkat.

“Baru lima belas menit hujan deras, langsung naik. Tak ada waktu buat angkat apa pun,” kata seorang warga yang rumahnya terendam hingga sepinggang.

BPBD Padang mencatat, intensitas hujan meningkat drastis sejak pukul 05.00 WIB. Namun lonjakan air yang mengalir ke gang-gang sempit seperti Babussalam dinilai tidak wajar.

Kepala Pelaksana BPBD Padang, Hendri Zulviton, menyebut banjir kali ini dipicu curah hujan tinggi dan aliran air dari kawasan elevasi tinggi yang bertumpuk di titik-titik rawan.

“Debit air naik sangat cepat. Begitu laporan warga masuk, kami langsung menerjunkan tim TRC,” ujar Hendri.

Operasi Penyelamatan di Genangan Keruh
Enam personel Tim Reaksi Cepat BPBD, dibantu Basarnas serta warga setempat, melakukan penyisiran manual dengan perahu darurat. Air yang mengalir deras di lorong sempit membuat proses evakuasi tidak mudah. Arus terlihat mendorong barang-barang rumah tangga, mulai dari galon, kursi plastik, hingga alat masak.

Tim sempat kesulitan menembus pintu rumah yang terblokir genangan. Setelah hampir 20 menit berkoordinasi, satu Kepala Keluarga (KK) berisi dua orang, termasuk seorang ibu hamil, berhasil dikeluarkan dan dibawa ke titik aman yang disiapkan sementara.

“Air terus naik. Kalau terlambat lima menit saja, kondisinya bisa lebih berbahaya,” kata salah satu petugas TRC yang terlibat dalam evakuasi.

BPBD Siaga, Warga Mulai Menghitung Kerugian
Hingga siang hari, petugas masih melakukan pemantauan dan membuka jalur air agar banjir tidak tertahan lebih lama. Laporan sementara menunjukkan sejumlah perabot rumah tangga rusak, termasuk motor, kulkas, dan kasur yang terendam. Pendataan kerugian material masih dilakukan.

Tidak hanya Dadok Tunggul Hitam, beberapa kawasan lain di Padang juga mengalami genangan serupa, meski dengan ketinggian berbeda.

Sinyal Bahaya dari Kota Padang
Peristiwa banjir kilat ini mempertegas peringatan lama warga: setiap hujan deras di Padang berpotensi menjadi ancaman nyata. Kapasitas drainase yang tak memadai, pembangunan di daerah resapan, hingga penyumbatan saluran air kerap menjadi isu berulang.

Meski BPBD bergerak cepat, warga berharap pemerintah kota melakukan evaluasi menyeluruh.

“Setiap tahun sama. Hujan sedikit lama saja, air naik. Sampai kapan begini?” keluh seorang warga lain.

Banjir kali ini memang telah surut sebagian, tetapi meninggalkan catatan penting: Kota Padang masih belum aman dari ancaman banjir kilat. Dan selama solusi permanen belum ditemukan, setiap tetes hujan selalu membawa kecemasan baru. (Endang S)

Pos terkait

banner 728x90