Kabarreskrim.net // Padang
Ribuan masyarakat Kota Padang pagi ini, Rabu tgl 5 November 2025 sekitar pukul 10.00 WIB, mengikuti kegiatan simulasi tanggap bencana tsunami yang digelar oleh Pemerintah Kota Padang bersama BPBD dan sejumlah instansi terkait. Simulasi ini bertujuan melatih kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana gempa dan tsunami di wilayah pesisir Sumatera Barat.
Namun, di balik semangat kegiatan tersebut, masih banyak masyarakat yang memilih untuk tetap di rumah. Mereka beranggapan bahwa bencana merupakan bagian dari takdir yang tidak bisa dihindari hanya dengan latihan semata.
“Kalau Allah sudah berkehendak, tidak ada satu pun manusia di muka bumi ini yang bisa menolaknya. Apalagi bencana sebesar tsunami,” ujar Hendra, seorang jamaah Masjid Al-Jadid yang ditemui usai salat dhuha.
Menurut Hendra, daripada hanya mengandalkan simulasi, sebaiknya pemerintah juga menggugah kesadaran spiritual masyarakat. “Sebaiknya Pemko Padang mengeluarkan surat edaran ke seluruh masjid, terutama yang berada di kawasan pesisir, untuk menggelar doa bersama atau doa tolak bala. Karena yang bisa mengubah takdir hanyalah doa,” tuturnya.
Pandangan ini bukan tanpa makna. Sebab, sebagian warga menilai bahwa keseimbangan antara ikhtiar dan doa adalah kunci utama dalam menghadapi segala bentuk musibah. Apalagi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Padang dikenal sebagai tokoh yang juga berlatar belakang keagamaan.
“Kalau kita bersama-sama berdoa dan berserah diri, mudah-mudahan Allah menjauhkan bencana dari kota kita tercinta,” tambah Hendra dengan nada penuh harap.
Meski demikian, pihak Pemko Padang menegaskan bahwa simulasi bencana bukan berarti menentang takdir, melainkan bagian dari usaha manusia untuk siap siaga. Karena dalam ajaran Islam pun, ikhtiar dan doa harus berjalan beriringan.
Kegiatan simulasi ini sendiri mendapat apresiasi dari sejumlah lembaga nasional, karena Padang termasuk dalam zona rawan gempa dan tsunami yang memerlukan kesiapan tinggi dari masyarakatnya.
Di tengah perbedaan pandangan itu, satu hal yang tampak nyata: warga Padang masih menyimpan kesadaran spiritual yang kuat, meyakini bahwa di atas segala upaya manusia, hanya doa dan kehendak Allah-lah yang menentukan segalanya.
Berikut beberapa kutipan resmi dari pihak terkait mengenai simulasi tanggap bencana di Kota Padang:
Dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang (BPBD):
“Tujuan dari kegiatan simulasi gempa bumi dan tsunami adalah untuk melatih kesiapsiagaan para pegawai tentang bagaimana mengambil sikap dan tindakan ketika menghadapi bencana gempa bumi. Dengan diadakannya simulasi evakuasi bencana gempa bumi, para pegawai diharapkan tidak panik saat terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan lainnya.” — Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Andree Algamar.
“Kegiatan simulasi gempa dan tsunami mendekati rampung … kami telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di zona merah tsunami. … Warga silahkan membuka website … untuk melihat langsung di mana titik tempat evakuasi sementara.” — Kalaksa BPBD Kota Padang, Hendri Zulviton.
Dari pihak pemerintah kota melalui Fadly Amran selaku Wali Kota Padang:
“Kami berharap partisipasi semua pihak agar simulasi berjalan sukses tanpa kecelakaan.”
“Sesuai prosedur tetap (SOP), kegiatan akan diawali dengan bunyi sirene pada pukul 10.00 WIB …”
Berikut kutipan resmi yang lebih panjang dari dua pihak terkait kegiatan simulasi di Kota Padang:
Dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Padang (BPBD) – Kalaksa Hendri Zulviton
“Iya, kesiapan sudah kita lakukan jauh-jauh hari dan kini mendekati rampung. Kami telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di zona merah tsunami. Pamflet juga sudah kita sebar ke masyarakat, sehingga nantinya masyarakat dapat mengetahui apa yang harus dilakukan saat itu. Nantinya, pada tanggal 5 November, seluruh warga Kota Padang (di zona merah), akan melakukan latihan simulasi. Tepat pada pukul 10.00 WIB akan dibunyikan sirene tanda terjadinya gempa. Kemudian setelah itu dilanjutkan dengan bunyi sirene tanda tsunami. Warga berjalan cepat ke Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang telah ditetapkan. Warga silahkan membuka website www.padang.go.id untuk melihat langsung di mana titik tempat evakuasi sementara. Kegiatan yang kita lakukan ini adalah edukasi pendidikan kebencanaan yang secara serentak di 55 kelurahan.”
Dari Maigus Nasir (Wakil Wali Kota Padang)
“Kota Padang memang berada pada wilayah yang secara kodrat selalu diintai oleh potensi gempa bumi. Karena itu, Kota Padang menjadi perhatian bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga dunia. Secara nasional, Kota Padang direncanakan akan menjadi lokasi pembangunan Balai Wilayah Logistik Kebencanaan untuk Pulau Sumatera. Ancaman gempa besar yang bersumber dari megathrust Mentawai harus diantisipasi secara serius, karena jika terjadi, kekuatannya diperkirakan dapat mencapai lebih dari 8 skala magnitudo. Oleh sebab itu, kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat menjadi hal yang mutlak. Kita berharap melalui seminar ini, semua pihak dapat lebih siap menghadapi bencana secara teknis. Lebih baik kita siap tanpa bencana dari pada bencana datang kita tidak siap. Selain upaya antisipasi teknis, Pemerintah Kota Padang juga tengah menjalankan program Smart Surau bagi generasi muda, dan jamaah. Mellalui program ini, rumah ibadah akan menjadi tempat pembinaan karakter dan penguatan nilai-nilai keagamaan dalam menghadapi bencana. (Endang$)









