Kabarreskrim.net // Batam
Penggiringan isu yang digulirkan oleh sejumlah petinggi Partai Gerindra Kepulauan Riau belakangan ini dinilai terkesan dipaksakan dan dimanfaatkan sebagai momentum tertentu. Hal tersebut mencuat setelah sejumlah media online memberitakan adanya seruan pencopotan dan pergantian jabatan Kapolresta Barelang. Sabtu, (19/12/2025).
Alih-alih meredam polemik, isu tersebut justru menjadi sorotan publik dan kembali dikaitkan dengan kasus penangkapan dua kontainer yang saat ini tengah ditangani Polresta Barelang. Dalam penanganan perkara itu, Kapolresta Barelang bahkan turun langsung memimpin proses penyelidikan.
Ketua Umum Kader Muda Indonesia (KMI) Kepri, Galvaridho A.P, SH., M.Sc menyampaikan bahwa kasus dua kontainer yang sempat menghebohkan publik beberapa waktu lalu memunculkan indikasi adanya sosok pemilik barang dari petinggi politik di Kepri.
Menurutnya pemberitaan di beberapa media yang menyebutkan dalam sebuah video dan rekaman suara yang beredar, terdengar penyebutan inisial “IS”, dengan potongan kalimat, “ini punya ketua IS.” Penyebutan inisial tersebut memantik tanda tanya publik.
“Pemberitaan di media itu menimbulkan dugaan yang mengarah pada salah satu petinggi Partai Gerindra Kepri yang kebetulan memiliki inisial serupa. Meski belum ada kepastian, spekulasi ini semakin liar di tengah masyarakat,” terang Galvaridho kepada media.
Situasi kian diperkeruh dengan tidak adanya klarifikasi terbuka dari pihak yang disebut-sebut memiliki keterkaitan. Upaya konfirmasi yang dilakukan sejumlah awak media hingga kini belum mendapatkan tanggapan.
“Publik pastinya mempertanyakan, jika memang tidak ada keterlibatan, mengapa tidak segera dilakukan klarifikasi melalui media, baik secara langsung maupun melalui media yang memiliki relasi, guna meredam spekulasi negatif,” tambah Galvaridho.
Dia pun katakan kondisi inilah yang kemudian memunculkan dugaan bahwa pergantian Kapolresta Barelang memiliki keterkaitan dengan kasus dua kontainer tersebut. Bahkan adanya seruan yang diketahui disampaikan oleh sejumlah petinggi Gerindra dalam pernyataan di Kantor DPD/DPC Gerindra di kawasan Batam Center.
Sementara itu, Galvaridho bilang seruan pencopotan Kapolresta Barelang dinilai tidak tepat dan cenderung mengada-ada. Pasalnya, tidak ada bukti yang menunjukkan Kapolresta Barelang sebagai pihak yang menginisiasi aksi unjuk rasa.
“Fakta di lapangan justru menunjukkan bahwa aksi tersebut berlangsung damai, tanpa anarkisme, dan tetap dalam pengamanan aparat kepolisian. Ada apa dengan Partai Gerindra mengeluarkan seruan tersebut, kita menduga ini bukan hanya sekedar isu izin unjuk rasa, namun mungkin berkaitan dengan kasus dua kontainer balpres yang diamankan Kapolresta Barelang,” tegas Galvaridho.
Hingga kini, isu tersebut masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat Batam. Seruan pencopotan serta pergantian jabatan Kapolresta Barelang bahkan dinilai justru memperkuat dugaan publik terkait kemungkinan keterkaitan oknum petinggi Gerindra Kepri dengan kasus dua kontainer yang saat ini masih dalam proses penanganan Polresta Barelang. (Tim)









