Kabarreskrim.net // Probolinggo
Rencana penebangan ratusan pohon di sepanjang Jalan Sukarno Hatta hingga Jalan Suroto (Suta) dipastikan tidak akan terlaksana sepenuhnya. Berkat tekanan publik yang kuat dan aksi nyata dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Harimau Jawa Timur, penebangan kini hanya dilakukan secara terbatas pada titik-titik yang benar-benar mendesak.
Dari aksi ini, sekitar 250 pohon berhasil dipertahankan sebagai bagian dari jalur hijau kota. Ketua DPW LSM Harimau, Muhammad Arif Billah, menegaskan pentingnya kajian matang sebelum kebijakan penataan ruang publik diambil.
Jangan sembrono membuat aturan, semua perlu dikaji dan dipertimbangkan benar-benar. Pohon itu paru-paru bumi. Boleh ditebang demi ketertiban, tapi kan tidak harus semuanya,” ujar Arif.
LSM Harimau menilai Pemerintah Kota Probolinggo perlu menemukan titik temu antara estetika tata kota dan keberlanjutan ekologis. Arif menyebut, ruang dialog terbuka antara pemerintah, aktivis lingkungan, dan masyarakat perlu menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang berdampak panjang.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dikabarkan tengah mengkaji ulang kondisi sejumlah pohon yang dianggap mengganggu jaringan listrik, marka jalan, serta fasilitas umum lainnya.
Di sisi lain, sejumlah pemerhati lingkungan menilai bahwa opsi pemangkasan selektif serta perawatan intensif seringkali lebih ramah lingkungan dibandingkan penebangan total.
Aksi penyelamatan ratusan pohon ini dipandang sebagai contoh nyata partisipasi publik dalam menjaga keseimbangan ruang hijau kota. Peristiwa ini menunjukkan bahwa suara masyarakat dapat secara efektif memengaruhi arah kebijakan lingkungan di tingkat daerah. (fredo)









