Ketika Padang Menangis Gubernur KDM Datang Membawa Harapan Rencana Besar Membangun Satu Kampung Baru Untuk Pengungsi Banjir

banner 728x90

Kabarreskrim.net // Padang

Hujan deras yang turun tanpa henti selama berjam-jam telah mengubah sejumlah kawasan di Kota Padang menjadi lautan duka. Banjir besar dan longsor menerjang, menghanyutkan rumah, menyisakan lumpur, serta meninggalkan jejak kesedihan yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Di tengah kehancuran itulah, sebuah kabar mengejutkan sekaligus menghangatkan hati datang dari tanah Pasundan.

Bacaan Lainnya

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi — atau yang lebih akrab disapa KDM — memutuskan terbang langsung ke Ranah Minang. Tidak untuk upacara formal, bukan untuk agenda seremonial, tetapi untuk melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Padang sedang berjuang bangkit dari kehancuran.

Kedatangan yang Disambut Harapan
Kamis pagi, 4 Desember 2025. Langit Padang masih kelabu ketika pesawat yang membawa KDM mendarat. Di landasan, Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, menyambutnya dengan raut wajah letih namun penuh harap. Tidak ada sambutan panjang. Keduanya langsung menuju mobil yang akan membawa mereka ke titik-titik bencana.

Bukan jalan yang mulus yang mereka lewati, melainkan gang-gang penuh lumpur, jembatan darurat, dan rumah-rumah yang telah berubah menjadi puing. Aroma tanah basah bercampur air selokan tercium tajam. Di sepanjang perjalanan, warga melambai, sebagian menangis, sebagian hanya berdiri dengan tatapan kosong. Kehadiran KDM bak aliran udara hangat pada hari yang sangat dingin—hadir memberi secercah semangat.

Gunung Nago: Luka Terbuka yang Disaksikan Langsung
Tujuan pertama adalah Gunung Nago, Kecamatan Kuranji, salah satu wilayah yang paling parah terdampak. Di sana, KDM menyaksikan langsung betapa rapuhnya kehidupan ketika alam murka. Rumah-rumah yang dulu berdiri tegap kini hanya tersisa atap dan dinding yang miring. Perabotan hanyut. Kain-kain basah bertumpuk. Anak-anak duduk di bangku darurat sambil memeluk baju yang tersisa.

Seorang ibu paruh baya merangkul KDM sambil menangis tersedu.
Pak, rumah ambo dibawa banjir… ndak ado nan bisa diselamatkan, pak…

KDM menunduk, menggenggam tangan ibu itu, dan berkata pelan namun tegas:
“Ibu, kita bangkitkan kembali rumah ibu. Kita bangun kembali Padang ini. Ibu tidak sendiri.”

Di titik itu, sejumlah warga lainnya berkumpul. Mereka bercerita, memohon bantuan, dan berharap ada solusi jangka panjang. Dan di sanalah, sesuatu yang tidak terduga lahir.

Gagasan Besar yang Lahir dari Duka
Wawako Maigus Nasir, yang sejak awal mendampingi KDM, mengatakan bahwa sang gubernur menyampaikan rencana yang mengejutkan—namun penuh kemanusiaan.

“Alhamdulillah, pak KDM menyampaikan keinginannya untuk membangun satu kampung bagi korban banjir. Bukan hunian sementara, tapi satu kampung baru yang layak,” ujar Maigus.

Bukan sekadar membangun beberapa rumah. KDM berbicara tentang membangun satu kampung. Satu kawasan baru yang bisa menampung seluruh warga yang kehilangan rumah. Satu tempat yang bisa menjadi permulaan baru bagi mereka yang kini hidup di pengungsian.

KDM hanya meminta satu hal kepada Pemko Padang: siapkan lahannya.

“Carikan saya lahan yang aman, strategis, dan memungkinkan dibangun permukiman lengkap,” ujar KDM kepada Maigus Nasir.

Permintaan sederhana tetapi memikul harapan besar dari ratusan keluarga.

Pemko Merespons Cepat
Wawako Maigus menuturkan bahwa Pemko Padang sudah mengaktifkan berbagai fasilitas termasuk Rumah Khusus (Rusus) di Koto Tangah sebagai hunian sementara. Namun, ia menyadari bahwa semua itu hanya solusi awal.

Karena itu, kabar bahwa KDM siap membangun satu kampung permanen adalah hadiah yang tidak ternilai di tengah bencana.

“Tentu saja kami sangat mendukung dan berterima kasih. Ini bukan hanya bantuan, tetapi penyelamatan masa depan warga kami,” ujarnya.

Satu Kampung Harapan: Simbol Kebangkitan
Jika rencana ini terwujud, kampung yang dibangun KDM tidak hanya akan berdiri sebagai deretan rumah baru, tetapi sebagai simbol kemanusiaan antar daerah, pengikat emosional antara Jawa Barat dan Sumatera Barat.

Kampung ini bisa menjadi tempat:

Anak-anak kembali bermain tanpa rasa takut,
Orang tua bisa kembali bekerja,
Keluarga bisa tidur tanpa harus mengkhawatirkan derasnya air dari hulu,
Dan masyarakat bisa kembali membangun kehidupan dengan kepala tegak.
KDM tidak datang membawa formalitas. Ia datang membawa niat besar.

Niat untuk mengembalikan senyum warga Padang.
Niat untuk menyatukan kembali keluarga yang tercerai-berai.
Dan niat untuk mengubah duka menjadi harapan baru. (Endang S)

Pos terkait

banner 728x90