Diduga Akibat Maraknya Penambang Batu Disepanjang Aliran Sungai Badan Jalan Menuju Desa Pematang Longsor Dan Terancam Putus Total

banner 728x90

Kabarreskrim.net // Labuhanbatu Utara

Akibat kurangnya pengawasan dan penindakan dari Dinas Terkait, Penambang Batu/galian C di sepanjang bantaran sungai menuju Desa Pematang beroperasi dengan bebas mengakibatkan badan Jalan longsor,dan aspal jalan mengalami retakan, jumat 24/10/2025.

Bacaan Lainnya

Longsornya badan Jalan menuju Desa Pematang, Kecamatan NA IX-X, Kabupaten Labuhanbatu Utara terjadi pada rabu (22/10/2025) warga yang melintas pun berupaya memasang rambu-rambu dilokasi longsor, agar pengguna jalan berhati-hati melintas di jalan tersebut.

Jalan tersebut adalah satu-satu nya akses yang digunakan warga menuju ke Desa Pematang, dan jalan tersebut juga sebagai urat nadi perekonomian warga. Sebahagian besar jalan tersebut berbatasan langsung dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dibawahnya terdapat sungai, sedangkan disebelahnya perbukitan.

Longsornya badan jalan tersebut juga di akibat setiap hari nya dilintasi truk-truk yang bermuatan over kapasitas pengangkut batu,ditambah lagi curah hujan yang cukup deras,yang mengakibatkan badan Jalan longsor.Dan disepanjang jalan menuju Desa Pematang juga sudah mengalami kerusakan parah di badan jalan, sehingga membuat pengguna jalan susah untuk melalui dan extra hati-hati.

Dari pantauan awak media yang turun langsung ke lokasi terlihat ada satu lokasi aktivitas galian C pengambilan batu di tepi sungai Pematang, yang patut diduga galian C tersebut tidak memiliki izin, dikarena galian C tersebut beroperasi di Daerah Aliran Sungai (DAS).

Warga setempat yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, longsornya badan jalan diakibat dampak dari galian C pengambilan batu yang mengorek tanah hingga ke badan jalan,dan pada hari itu kondisi hujan, dan curah hujan cukup deras di wilayah Pematang, ia juga mengatakan dulunya di daerah sini ada tiga pengusaha Galian C, dikarenakan waktu itu viral pemberitaan di Media Televisi, dan online, pengusaha yang lainnya stop beroperasi, jadi sekarang tinggal satu lagi pengusaha yang masih beroperasi untuk melakukan pengalian baru, mungkin dekingnya kuat bang, ucapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pemilik galian C yang sekarang masih beroperasi di duga kuat milik H. Azis warga Rantau Prapat, yang sampai saat ini masih beroperasi melakukan pengalihan batu di Daerah Aliran Sungai (DAS) kemungkinan dekingnya kuat bang, makannya tetap bertahan sampai sekarang, tutupnya.

Warga juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu Utara Melalui Dinas Lingkungan Hidup agar turun ke lokasi guna meninjau kerusakan ekosistem sungai Pematang yang terdapat di sepanjang bantaran sungai,lobang-lobang bekas pengambilan batu, sehingga membuat bibir sungai rusak,yang dapat mengakibatkan  bencana longsor seperti sekarang. Kami juga meminta kepada APH agar turun ke lokasi guna melakukan pemeriksaan, apa bila terdapat ada pelanggaran hukum agar menindak dengan tegas para pelaku sesuai Undang Undang yang berlaku di Negara Indonesia, dan kami berharap kepada Pemerintah Labuhanbatu Utara,agar secepatnya dapat memperbaiki jalan kami yang rentan longsor.karena jalan tersebut satu-satunya akses perekonomian, dan tumpuan hidup kami, ucap warga yang lainnya.

Saat awak media berusaha mengkonfirmasi Sekjen Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Labuhanbatu Utara A. Naibaho melalaui pesan singkat whatsapp, pesan centang biru dua pertanda pesan sudah terkirim, namun A. Nainaho enggan memberikan tanggapan hingga berita ini sampai ke meja redaksi. (Julhadi Simanjuntak)

Pos terkait

banner 728x90