Kabarreskrim.net // Padang Pariaman
Pagi masih berkabut ketika rombongan kendaraan taktis Polda Sumatera Barat memasuki kawasan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman. Jalanan yang biasanya dipadati pedagang dan petani kini berubah menjadi lorong air kecokelatan. Di beberapa titik, arus kecil tampak mengalir dari saluran yang meluap, meninggalkan lumpur dan serpihan kayu di mana-mana. Di tengah suasana muram itu, Wakapolda Sumbar Brigjen Pol. Solihin, S.I.K., M.H., CSPHR turun dari kendaraan, menatap lekat kondisi permukiman yang telah berubah menjadi hamparan genangan.
Solihin tak datang sendiri. Ia bersama Bupati Padang Pariaman Jon Kenedi Aziz, Karo Logistik, Kabid Propam, Dirlantas, dan Waka Polres Padang Pariaman. Sejak dini hari, laporan banjir yang merendam Nagari Kampuang Galapuang, terutama di Korong Rajang, terus mengalir. Air naik tiba-tiba semalam akibat hujan deras yang mengguyur tanpa jeda.
Rumah-rumah penduduk tampak seperti pulau kecil yang dikepung air. Sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat yang lebih tinggi, sebagian lainnya bertahan—membereskan barang-barang yang masih tersisa. Di beberapa titik, perahu karet tampak mengangkut anak-anak dan lansia keluar dari kawasan paling rawan.
Di sela-sela pemantauan itu, Wakapolda menyerahkan paket bantuan: beras, mie instan, telur, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya. “Ini untuk meringankan beban warga. Kami ingin memastikan bahwa negara hadir,” ujar Solihin, berbicara pelan namun tegas.
Ia menjelaskan bahwa Polda Sumbar, bersama pemerintah daerah, telah menetapkan status siaga di berbagai wilayah. Personel Brimob disebar ke titik-titik strategis, dapur umum bergerak didirikan, dan perahu karet dikerahkan sejak semalam. “Evakuasi terus berjalan. Kami memastikan seluruh unsur bergerak cepat,” katanya.
Menurut Solihin, banjir tahun ini tak hanya menghantam Padang Pariaman. “Pesisir Selatan ikut terdampak. Bukittinggi dan beberapa daerah lainnya juga melaporkan kenaikan air. Dampaknya cukup luas,” ujarnya.
Sejumlah tenaga kesehatan pun diterjunkan ke lokasi. Mereka memeriksa warga lansia, anak-anak, serta warga yang mengalami hipotermia ringan. “Di situasi seperti ini, memastikan kesehatan warga sama pentingnya dengan evakuasi,” ucap Solihin.
Pada siang hari, dapur umum Brimob terlihat mengepul. Aroma makanan hangat menguar, menjadi penghibur kecil bagi warga yang sejak kemarin malam tak sempat memasak. Personel lalu lintas disebar di jalur utama untuk menjaga kelancaran kendaraan, terutama ambulans dan mobil pengangkut logistik.
Solihin juga mengingatkan bahwa BMKG masih memprediksi curah hujan tinggi hingga 28 November. Ia meminta warga bantaran sungai untuk meningkatkan kewaspadaan. “Bila air naik tiba-tiba, segera hubungi petugas. Jangan menunggu,” katanya.
Sementara itu, Bupati Padang Pariaman Jon Kenedi Aziz menyampaikan apresiasi kepada Wakapolda dan jajaran. “Perahu karet, dapur umum, bantuan logistik—semua sangat membantu. Kehadiran Polda Sumbar memberi harapan bagi warga kami,” ujarnya.
Pemerintah daerah, kata Jon Kenedi, telah membuka delapan dapur umum di kecamatan-kecamatan terdampak. “Kami bergerak bersama. Bencana ini tidak bisa dihadapi sendirian,” katanya, sembari meninjau rumah-rumah warga yang masih dipenuhi lumpur.
Di tengah langit yang kembali menggelap, rombongan Polda Sumbar terus menyisir wilayah lain. Banjir mungkin akan surut, tapi pekerjaan pemulihan baru saja dimulai. “Setelah air turun, kami tetap di sini. Anggota akan membantu membersihkan rumah dan fasilitas umum,” ujar Solihin.
Di Ulakan Tapakis, pagi yang muram itu berubah menjadi saksi bagaimana aparat, pemerintah, dan warga saling bergandeng tangan menghadapi bencana. (Endang S)









